Minggu, 22 Maret 2009

(JANGAN) JENUH MENEGUR....

Seperti biasanya, hari Senin merupakan awal aku masuk ke kelas-kelas (kelas VI). Kebiasaan siswa atau murid yang 'hiperaktif' adalah sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Atau kalau mereka belum mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) dengan alasan klasik 'lupa', maka kadang-kadang bahkan seringkali mereka curi-curi waktu dan kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan rumah-nya itu.
Pengalaman saya pribadi tidak jemu untuk menegur siapa saja yang mencoba untuk mengacau atau sekedar membuat pelajaran tidak lancar. Maka, kebiasaanku menegur adalah dengan sesedikit mungkin dengan membuat kekerasan. Malas..... malas untuk menegur dengan kekerasan....
Ada beberapa model siswa yang pernah kutemui, misalnya:
a. Siswa yang aktif mendengar(kan) pelajaran. Dan biasanya aku ucapkan "Terima Kasih" atas perhatian Anda.
b. Siswa aktif mendengarkan namun sambil curi-curi waktu untuk mengerjakan hal lain. Atau sedikti berbicara dengan teman sebangku atau teman di depannya atau belakangnya. Sikap ini saya nilai, "Ya, bolehlah...."
c. Siswa aktif-keterlaluan. Artinya aktif untuk 'memboikot pelajaran', dengan membuat acara sendiri, membaca novel atau buku lain di luar pelajaran yang bersangkutan, ngobrol dengan temannya, membicarakan hal di luar pelajarannya.
d. Siswa yang 'autis'. Say sebut demikian karena mereka dengan tanpa dosa membuat kegiatan sendiri. Siswa jenis terakhir ini sangat disayangkan disekolahkan di Asisi ini. Kadang cuek, tanpa perhatian, bahkan cenderung menggangu teman lain. Cuek dan apatis dengan pelajaran, apatis dengan tugas atau PR, dengan ulangan (biasanya tidak belajar), remedial (perbaikan) apalagi.... Seolah-olah guru itu yang memerlukan nilai, padahal sebenarnya dia/mereka yang memerlukan nilai. Sadarlah nak....!!!

Guru... artinya digugu=ditaati dan ditiru=diikuti/diteladani semoga demikian dan kembali ke asalnya.

1 komentar:

Gracia Onee-chan mengatakan...

hahahhaha, kocak pak! apalagi yang bagian siswa autis! ^^ saya langsung ngakak!

:3 Agnes Gianni