Minggu, 25 November 2012

Akhirnya, hari ini, Senin 26 November aku bisa ngisi kabar di Blogg-ku kembali... Syukur kepada Allah atas jalan terang-Nya.... Terima kasih Tuhan...

Berikut sebuah tulisan copas dari teman.... semoga bermanfaat untuk kita ...
Kelebihan Seorang Pemula
 
Sudah berapa lama Anda bekerja? Tentu Anda sudah menjadi ahli dalam profesi yang Anda jalani. Tidak diragukan lagi jika keahlian Anda itu menjadi kelebihan, sekaligus faktor keunggulan Anda. Wajar. Jika semakin lama kita bekerja, semakin meningkat keahlian, keterampilan, maupun pengalaman kita. Wajar juga, jika dengan semua kelbihan itu kita bisa mendapatkan bayaran yang lebih tinggi. Namun, ada kelemahan kronis yang sering dimiliki oleh para profesional berpengalaman seperti kita. Apakah itu? Antusiasme. Untuk soal yang satu ini, kita sering kalah jauh dibandingkan dengan para pemula. Makanya, dengan segudang pengalaman itu; kita sering cepat loyo. Cepat mengeluh. Dan cepat melemah. Setiap kali menghadapi situasi yang kurang menyenangkan di tempat kerja; kita, menjelma menjadi professional handal yang lembek. Tidak seperti para pemula yang selalu menggelora itu. Ataukah Anda masih antusias seperti mereka?
 
Ijinkan saya menceritakan sebuah kisah nyata. Tentang seorang karyawan yang baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan besar. Perusahaannya yang besar. Kalau gajinya sih, pas saja. Maksudnya; pas-pasan saja. Pas untuk membayar kontrakan, pas untuk makan sehari-hari. Pas untuk membayar ongkos naik bis. Tidak ada lagi yang bersisa. Memang hanya itu yang bisa dijangkaunya dengan gaji bulanan yang diterimanya. Tetapi dalam keserba ‘pas’-an itu sang karyawan baru seneng saja menjalani pekerjaannya. Setiap hari, dia bangun pagi-pagi sekali. Bergegas mandi, lalu segera pergi menaiki  metro mini yang sejalur dengan arah kantornya. Bukan hanya berusaha supaya bisa datang di kantor sebelum jam delapan, dia bahkan menjadi orang yang datang paling pagi. Anda boleh memberinya nama Mr. A.
 
Selain Mr. A ada juga Mr. B. Beliau ini sudah punya pengalaman kerja yang banyak. Bahkan sekarang gajinya hampir 10 kali lipat Mr. A. Tentu sudah tidak termasuk pas-pasan lagi. Sudah lebih dari cukup untuk menjalani hidup. Adapun soal keluhan-keluhannya mengenai gaji yang tidak pernah cukup, itu disebabkan karena dia sendiri yang gemar bergonta ganti gadget. Setiap kali ada yang baru, dia menukarnya meskipun sebenarnya gadget yang dia punya juga masih tergolong baru. Tak ragu dia menggunakan kartu kreditnya untuk mencicil ini dan itu. Jadi, tidak bisa menyalahkan perusahaan jika gajinya tidak kunjung bersisa. Toh perusahaan sudah membayarnya dengan harga yang pantas. Anehnya, dengan bayaran yang tinggi itu dia masih suka mengomelkan pekerjaannya. Setiap hari, dia bangun santai saja. Lalu, menyalahkan kemacetan di jalanan sebagai biang keladi keterlambatannya tiba di kantor.
 
Mr. A sekarang sudah mencicil motor. Mr. B sekarang sudah mendaptkan mobil dari kantor. Dengan sepeda motor cicilannya Mr. A bisa menghemat pengeluaran karena naik angkutan umum bisa menghabiskan biaya tiga kali lipat dibandingkan membeli bensin satu tengki untuk 3 hari. Dan dia semakin bersemangat saja pergi ke kantor, karena sekarang dia bisa punya sisa dari gaji. Sekaligus bisa mengefektifkan waktu perjalanan sehingga sekarang, dia tiba dikantor lebih pagi lagi. Sedangkan Mr. B semakin sering terjebak kemacetan. Sehingga semakin sering lagi terlambat datang ke kantor. Mr. A, tidak pernah terlambat karena dia sadar bahwa sebagai seorang pegawai kecil; dia harus menunjukkan kesungguhan. Dan dia bersyukur, perusahaan mau menerimanya bekerja disana. Sedangkan Mr B, tahu betul kalau dirinya adalah orang yang penting bagi perusahaan. Sehingga saking pentingnya, perusahaan tidak akan bisa menegurnya. Dia menganggap bahwa perusahaan beruntung punya karyawan seperti dirinya.
 
Di bulan Desember, Mr A dan Mr. B menjalani performance appraisal dengan atasannya masing-masing. Mr. A sadar jika penilaian atasan merupakan masukan penting bagi dirinya agar bisa menjadi karyawan yang lebih baik lagi. Sedangkan Mr. B sadar benar jika perusahaan mesti lebih banyak lagi mendengarkan dirinya sehingga dia menang mutlak saat beradu argument dengan atasannya tentang penilaian itu. Walhasil, di bulan April; Mr A dan Mr B mendapatkan surat kenaikan gaji. Masing-masing, mendapatkan kenaikan gaji 10%. Meskipun persentasenya sama, tapi absoultnya berbeda karena basis angkanya berbeda. Kenaikan 10% dari gaji 10 juta kan menghasilkan tambahan 1 juta. Sedangkan 10% dari gaji satu setengah juta ya hanya seratus lima puluh ribuh rupiah saja. Meskipun begitu, Mr. A berujud sambil berurai air mata bisa mendapatkan kenaikan gaji double digit. Sedang Mr. B mempertanyakan, kenapa sih kenaikan gaji kok cuman 10% saja?!!!
 
Mr. A bertekad untuk bekerja lebih baik, karena perusahaan sudah baik memberinya kenaikan gaji double digit. Maka kerjanya pun semakin giat. Semakin bersemangat. Semakin hebat. Sedangkan Mr. B mengirim pesan chating pada temannya di perusahaan lain;”ditempat elo kenaikan gaji berapa persen?”. Ketika temannya menjawab “15%” kepalanya langsung puyeng. Lalu mengetik pesan ini:”Sialan, ditempat gue cuman 10%. Bego nih perusahaan. Nggak menghargai karyawannya.”
 
Temannya membalas:”Kan setiap perusahaan beda policy dan kemampuannya….” Lalu dia pun kembali menimpali dengan ping begini:”Kalau gini sih ngapain gue bertahan disini. Ditempat elo ada lowongan nggak…..?”
 
Mr. A dan Mr. B. Menjalani dua kondisi yang berbeda. Yang baru bekerja, dan yang berpengalaman lama. Yang harus mencicil motor pribadi, dan yang mendapatkan fasilitas mobil dari perusahaan. Yang gajinya UMR pas-pas, dan yang gajinya eksekutif plus-plus. Yang tempat kerjanya di kubikal sumpek, dan yang tempat kerjanya ruang kantor tertutup berAC sejuk. Yang seragamnya itu-itu saja, dan yang dasi dan jasnya berganti-ganti. Yang kenaikan gajinya hanya beberapa ratus ribu rupiah saja. Dan yang kenaikan gajinya bernilai jutaan.
 
Jelas sekali kondisi Mr A berbeda jauh dengan kondisi Mr. B. Sekarang, siapakah yang paling bisa menikmati hidup. Siapakah yang paling baik menjalankan pekerjaannya. Siapakah yang paling mencintai pekerjaannya. Dan. Siapakah yang paling menghargai kebaikan-kebaikan perusahaannya?
 
Anda, apakah termasuk Mr.A itu. Ataukah Mr.B? Apapun pilihannya, hanya Anda sendirilah yang tahu jawabannya. Tetapi, sebelum Anda terlanjur jauh memikirkan jawaban yang paling jujur, izinkan saya untuk memberi tahu Anda bahwa Mr. A dan Mr. B mempunyai sebuah persamaan. Tahukah Anda apa persamaan diantara mereka? Ketahuilah bahwa Mr. A dan Mr. B itu adalah orang yang sama. Kisah ini adalah tentang seorang pribadi, bukan dua. Seorang manusia. Seorang saja.  Hanya saja, mereka berada pada periode waktu yang berbeda. Mr. A adalah gambaran kehidupan kerjanya ketika baru diterima di kantor itu. Sedangkan Mr.B adalah gambaran kehidupan kerjanya beberapa tahun kemudian. Dapatkah Anda menemukan orang-orang seperti Mr. A dan Mr. B di tempat kerja Anda? Ataukah, mungkin Anda sendiri adalah Mr.A dan Mr. B itu? Jawaban terbaiknya, hanya Anda sendiri yang mengetahui.
 
Sekalipun demikian, ada jenis karyawan lain yang setelah menjalani fase masa kerjanya sebagai Mr. A, dia berevolusi menjadi Mr. C. Yaitu orang yang antusiasmenya tidak pernah luntur barang sedikitpun. Profesional yang meskipun pengalaman, dan masa kerjanya terus bertambah; tetapi selalu bisa menjaga komitmennya kepada pekerjaan. Eksukutif yang meskipun sudah menapak semakin tinggi dengan beragam fasilitas yang diberikan oleh kantornya; dia masih tetap memelihara rasa syukur, kecintaan, dan dedikasinya terhadap pekerjaan dan perusahaan.
 
Setelah melalui fase sebagai Mr A itu; Anda ingin menjadi pribadi yang lebih dekat dengan gambaran Mr. B, ataukah Mr. C? Hanya Anda sendirilah yang berhak menentukannya. Kenapa? Karena masa depan Anda. Kualitas hidup Anda. Dan nilai pribadi Anda. Adalah teritori yang hanya Anda sendirilah yang berhak menentukannya. Namun apapun pilihan Anda; hendaknya Anda tidak pernah membuang segala kelebihan dan sikap positif yang pernah Anda miliki. Sebagai seorang pemula. Karena setiap pemula, mempunya kelebihan yang sering tidak dimiliki lagi; ketika dia, sudah tidak menjadi pemula lagi.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman 26 November 2012
Leadership and Personnel Development Trainer

Jumat, 07 Januari 2011

TAHUN BARU 2011, TAHUN PENUH BERKAT

TAHUN BARU 2011, TAHUN PENUH BERKAT

Tahun 2010 telah berlalu dengan berbagai kenangan, ada pahit, ada manis, ada sengak-sengak basah, ada rasa penasaran bergairah. Kita, masuk ke tahun 2011, tahun yang penuh harapan, bahwa tahun lalu hanyalah kenangan dan tahun 2011 ada harapan baru : tahun 2011 adalah tahun berkat untuk pekerjaanku....
”Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin. Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok”

Buat Impian Sekarang Juga

Akhir tahun seperti ini adalah saat yang penting untuk introspeksi atas prestasi yang telah kita capai hingga saat ini dan pada saat yang sama berani merencanakan untuk kemakmuran kita di tahun mendatang. Ada ungkapan yang mengatakan : “Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia merupakan orang yang beruntung. Kalau sama saja, dia adalah orang yang merugi. Kalau lebih buruk, dia adalah orang yang celaka” (yang bener ajeee)

Jadi, mumpung masih ada waktu (kata Abiet G. Ade) mari kita luangkan waktu untuk sejenak menyepi dan membuat big picture, visi atau impian yang kita inginkan untuk kemakmuran kita di tahun mendatang. Atau dalam bahasa agama, mulailah dengan niat dan kemauan.

Sebagai penggugah niat dan semangat kita, mari kita bandingkan, Bill Gates pernah bermimpi suatu saat dapat menghadirkan komputer ke rumah-rumah. Sesuatu yang dianggap sulit diwujudkan pada masa itu. Mimpinya itu hari ini menjadi kenyataan dengan menjadikannya sebagai orang terkaya di dunia. Perlu diingat, mimpi dapat mengubah hidup seseorang. (cfr. Martin Luther King, "I have a dream")

Begitu juga dengan Oprah Winfrey, siapa yang tidak kenal nama ini. Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan seksual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan. Ia memiliki obsesi menjadi manusia sukses yang punya karakter baik dan.... ia berhasil.

Masih banyak lagi kisah-kisah luar biasa berhasil diwujudkan orang-orang sukses karena dalam dirinya tertanam mimpi, obsesi dan harapan. Itulah energi yang menghantarkan mereka ke puncak kesuksesan. Mereka berhasil keluar dari derita, mereka berhasil mendobrak pintu kelemahan, mereka mampu mewujudkan harapannya menjadi kenyataan.

Mulailah membuat impian sekarang juga dan raih keajaiban dalam kehidupan kita berikutnya yang lebih baik, lebih makmur dan lebih bermanfaat.

Terus Optimis

Meminjam ulasan dari mentor bisnis terkemuka Surabaya, Tanadi Santoso di Business Wisdomnya tentang pernyataan gurunya para guru bisnis, Peter Drucker. Guru bisnis top dunia yang berusia 90 tahun itu mengatakan : “Orang bisa melihat gelas isinya setengah penuh dan bukan setengah kosong. Yang membedakan adalah mood atau sikap kita terhadap kondisi saat itu”.

Pernyataan itu merupakan sebuah cerita tentang attitude atau sikap kita seperti halnya postingan saya terdahulu tentang “Adakah Peluang : “THEOPPORTUNITYISNOWHERE”?. Bagimana kita memandang hidup ini, bagaimana kita harus melihat kalau ada gelas isinya cuma setengah air. Pertanyaannya adalah, apakah itu half full (setengah penuh) atau half empty (setengah kosong).

Orang yang optimistis akan selalu mengatakan kalau gelas itu is half full, sementara orang pesimistis akan mengatakan kalau gelas itu is half empty. Kenyataannya gelas itu memang setengah berisi air dan setengahnya lagi kosong, tetapi persepsi dari orang-orang itu yang berbeda-beda.

Hal ini sangatlah menarik untuk kita renungkan di akhir tahun ini. Kalau kita orang yang optimistis, maka kita menjalani kehidupan ini dengan segala nilai positif, kemauan dan passion yang ada dalam diri kita serta kemauan yang kuat untuk selalu maju. Atau akan kita pinjam iklan merk motor Yamaha, “Semakin Di Depan”. Sedangkan kalau orang pesimistis, mungkin saja benar bahwa gelas itu is half empty. Tetapi orang pesimistis sangat susah melewati hidupnya karena dia harus melewati hidupnya dengan segala kemurungan, kesedihan dan kesusahannya.

Sekali lagi Peter Drucker mengingatkan kita, bahwa : “Dalam kenyataannya kitapun tak bisa mengubah hal itu. Kita tidak bisa mengubah fakta. Tetapi kalau kita melihat dengan cara yang lain, maka kita akan mempunyai sebuah meaning yang berbeda dalam melihat persoalan tersebut”.

Sangat penting untuk melihat dan mempunyai sikap atau attitude yang tepat dan baik dalam kita melakoni kehidupan dan bisnis ini. Spektrum kita dalam melihat kehidupan ini haruslah luas dan dari berbagai sisi. Bukankah Allah telah menyuruh kita untuk selalu mengingat-Nya baik dalam keadaan berdiri, duduk dan bahkan berbaringnya kita dan itu dihubungkan dengan proses penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam serta ciri orang yang berakal. Dan itu menurut saya adalah isyarat bahwa kita harus “meluas” dalam berfikir sehingga tindakan kita benar dan bernilai.

Be Positively With Your Style

Terkait dengan sikap positif, saya sangat tertarik dengan brand yang sekarang sedang dikampanyekan oleh merk minuman terkemuka, Coca-Cola dengan slogannya : “Live Positively”. Dengan penggambaran yang sederhana dimana seorang anak yang begitu bangganya dengan bapaknya dan begitu pula sang bapak selalu berkontribusi positif bagi pekerjaan dan lingkungannya.

Energi kita lebih baik digunakan untuk berfikir positif saja terutama untuk mengawali tahun ini, biarlah para pengamat saja yang berfikiran negatif. Jangan pernah toleransi masuknya fikiran negatif ke dalam diri kita karena bencana yang dihadirkan di kemudian hari lebih hebat dari bencana erupsi “wedhus gembel” Merapi dan bahkan lebih besar dari bencana tsunami. Gak percaya ? Coba saja kalau mau he..he.

Untuk menyikapi hal ini, seorang politisi dan pengusaha, Anis Matta pernah mengatakan : “Lupakan masalah dan fokuslah pada peluang”. Kata beliau, melupakan masalah adalah pertahanan terbaik agar kita bisa melakoni kehidupan saat ini dan disela-sela itu kita merencanakan untuk kehidupan masa depan kita yang lebih baik dengan selalu melihat dan mendengar peluang yang selalu berseliweran di sekitar kita.

Saya kemarin barusan membaca profil seorang pengusaha muda yang berhasil mengangkat kasta cilot atau penthol dari jajanan kaki lima rendahan menjadi kelas mall yang omsetnya jutaan rupiah. Dia yang sudah mapan menjadi sales mobil dengan penghasilan lumayan besar, berani keluar dari pekerjaannya dan fokus jualan penthol dengan merk : “Penthol Urat Cak To”. Ini terjadi karena jelinya melihat peluang dan selalu berfikir positif dan percaya bahwa dirinya bisa sukses dari jualan penthol.

Menurut Ippho Santosa dalam bukunya “10 Jurus Terlarang”, mengatakan bahwa ada tiga tahapan yang mesti dilalui untuk dapat berfikir dalam kerangka yang positif secara total, yaitu :

Pertama, cobalah berfikir positif kepada Allah (Vertical Positivety) . Artinya kita sungguh-sungguh percaya bahwa apa saja yang kita alami adalah pemberian Allah yang terbaik bagi kita. Karena Allah itu sangat terkait dengan persangkaan umatnya. Kalau di pikiran kita yakin sukses maka semoga demikian adanya begitupun sebaliknya.

Kedua, cobalah berfikir positif terhadap diri sendiri (Inner Positivety). Artinya, Di tangan-Nya segala sesuatu adalah mungkin. Seandainya anda dititipi kekuatan oleh-Nya, maka sebenarnya anda mampu meraih apa saja kendati terkesan mustahil bagi siapapun. Sekali lagi jangan pernah meremehkan visi dan potensi diri kita. Karena kita diciptakan Allah adalah sebaik0baiknya kejadian.

Ketiga, berfikir positif terhadap orang lain (Horizontal Positivety). Dengan berbekal positivety terhadap orang lain, maka orang itu akan bersikap terbuka, percaya, kolaboratif dan bahkan mempersembahkan best shot-nya untuk kita. Selain itu positivety akan mengantarkan kita pada posisi mood and feel good.

Untuk menyambut datangnya tahun baru 2011, mari kita sejenak merenungkan sudah sampai mana diri kita dan sebesar apa pengabdian kita kepada Allah yang memberi hidup dan kehidupan kepada kita selama tahun ini. Dan kemudian menatap masa depan dengan segera merajut impian dan meretas kehidupan dengan selalu optimistis dan berfikir serta bertindak dengan positif. Kebahagiaan, kesuksesan dan kemakmuran akan tinggal menunggu waktu.

Marilah di tahun baru 2011 kita yakin dan percaya bahwa impian kita itu akan menjadi kenyataan, kalaupun tidak 100%, ya.... boleh 20%. Disertai usaha yang maksimal dan doa yang tak kunjung putus... bukan mustahil impian akan menjadi kenyataan. Amin.

(Untuk istriku dan kedua anakku: berkembanglah terus, mari kita sambut tahun 2011 dengan hati yang gembira dan semangat.) , seperti nyanyian berikut yang diambil dari mazmur:

Hati yang gembira... adalah obat

seperti obat hati yang senang

namun semangat yang patah keringkan tulang

hati yang gembira.... Tuhan senang.

Minggu, 16 Mei 2010

Pernikahan Ermina Kurniawati & Paulus Lasimin (14 Mei 2010)

Maka, demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu....

Pengantar
Setiap manusia memiliki hak yang disebut hak asasi, hak yang dimilikinya tanpa didapatkan dari orang lain, tetapi hak itu dengan sendirinya memang dia dapatkan sejak manusia itu ada, sejak dalam kandungan ibu. Manusia berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia boleh menikah dan juga boleh tidak menikah. Dia tidak bisa dan bahkan tidak boleh dikekang oleh orang lain, sekalipun orang tua dan (lebih ekstrim) suami atau istrinya sendiri. Dia boleh menentukan jalan hidup yang akan dilaluinya.
Tuhan Engkau sungguh maha kuasa. Segala ciptaan-Mu tidak ada apa-apa bagi-Mu. Kami mengakui bahwa kami tak berharga sama sekali di hadapan-Mu.
Hari Jumat, tanggal 14 Mei 2010 itu akhirnya datang juga... Waktu yang telah lama dinantikan bagi Wati dan Lasimin akhirnya terpenuhi. Setelah melalui perjuangan hidup yang panjang, dengan mengikuti KPP di tingkat Stasi Punggur, mengurus ke catatan sipil, koordinasi dengan Wanita KAtolik cabang Punggur, dan banyak lagi toh... hasil jerih payah itu tidak sia-sia.
Mereka berdua saling menerimakan sakramen pernikahan di gereja St. Yosep Pekerja - Punggur, Paroki Metro. Perayaan Ekaristi mulai pukul 09.15 WIB dipimpin oleh Pst. Agustinus Iswanto, Pr.
Perayaan berjalan dengan lancar dan khidmat. Sebuah keluarga bisa dilambangkan dengan perjalanan sebuh biduk yang berlayar ke tengah lautan luas. Sang nakhoda (berdua) belum tahu apa yang akan terjadi dengan cuaca dan kapal di tengah lautan nanti.
Makna Cincin Pernikahan
Kupinang hatimu dengan ketulusan, kutandai dan kuhiasi jemarimu dengan sebuah cincin, menepikan hati dan jiwa pada keabadian. Kalimat seperti ini mungkin hanya merupakan penggalan dari beberapa kalimat yang mengukuhkan makna cincin dalam sebuah hubungan. Cincin merupakan sebuah tanda cinta. Simbol pertalian 2 hati yang saling berbagi dan melengkapi. Mas kawin pernikahan, pinangan, pertunangan atau ungkapan rasa seseorang terhadap kekasihnya umumnya ditandai dengan sebuah cincin. Cincin seakan mengukuhkan kesakralan sebuah pertautan hati. Sedalam itukah maknanya? Para peneliti purbakala menduga bahwa cincin berasal dari gelang yang dikenakan para wanita yang ditawan di zaman primitif. Lingkaran gelang di kaki dan lengan para wanita itu, perlahan-lahan dianggap sebagai pengikat yang menunjukkan bahwa wanita itu menjadi milik seorang pria dalam suku yang menawannya. Karena perkembangan aktivitas mereka, gelang-gelang tersebut kemudian diubah menjadi sebuah cincin. Tidak ada tahun yang pasti mengenai penggunaan cincin sebagai pengikat hubungan dua insan yang saling mengasihi. Berdasarkan penelusuran sejarah purbakala, bangsa Mesir merupakan orang pertama yang mengenakan cincin kawin dalam pernikahan. Baru pada tahun 900-an, para penganut Kristiani menggunakan cincin sebagai ikatan suci pernikahan.
Mengapa cincin berbentuk lingkaran? Dalam tulisan hieroglif, lingkaran berarti keabadian.Cincin kawin dianggap sebagai lambang pernikahan yang abadi. Selanjutnya, cincin juga dianggap akan mengabadikan hubungan dua orang yang saling mencintai.
Secara filosofis, lingkaran merupakan lambang kelengkapan. Allah Bapa menciptakan bumi ini seperti lingkaran, bulat dan berputar. Semua telah Dia sketsa dengan sempurna agar hamba-Nya mau memutar pikirannya untuk membaca, menggerakkan lidahnya untuk berbicara, melangkahkan kakinya untuk mencari, mengayunkan tanganya untuk mencoba-berusaha dan menyandarkan hatinya pada doa yang tiada henti. Telah dicipta sebuah wacana Yang Maha Sempurna bahwa hidup tak selalu sama. Hubungan antarmanusia tak pernah berdiam di satu titik yang pasti. Kebahagiaan, kedukaan dan kematian, selalu berputar mengitari lingkaran hidup. Manusia hanya bisa memprediksi, menjalani dan berharap keabadian pertalian itu, tanpa bisa menentukan akhir cerita yang diperankannya. Lingkaran itu tak pernah berujung, dan sebuah cincin adalah harapan untuk selalu melingkari hati yang dikasihi.
Cincin juga identik dengan keindahan, terutama bagi jari pemakainya. Jari manis seorang perempuan merupakan pasangan serasi sebuah cincin untuk mengikatkan ketulusan. Bagi orang Yunani Kuno, mengenakan cincin di jari manis dipercaya akan mengalirkan energi positif pada vena yang melewati jari tersebut ke jantung. Pantesan, banyak perempuan yang berdebar-debar jantungnya dan akhirnya luluh perasaannya ketika dipasangkan cincin di jari manisnya. Mitos apa fakta ya? Yang realistis sih gini. Jari manis lebih sedikit digunakan daripada jari-jari yang lain, sehingga lebih nyaman mengenakan cincin atau hiasan lain di jari manis itu. Ya, langgeng tidaknya sebuah hubungan tidak bergantung kepada sebuah cincin. Sebuah benda mati tidak akan mengalahkan kekuatan hati, hanya ketulusan dan pengertian yang bisa menjaga keutuhan dua hati. Keabadian sejati hanya milik Yang Maha Abadi.
Doaku:
Tuhan Yesus, berilah kekuatan yang baru bagi keluarga baru ini (dan keluarga-keluarga baru lainnya) agar dalam menempuh hidup dan menghadapi tantangan ini dapat mereka hadapi dengan hati yang tabah dan sabar. Semoga karena bimbingan Roh Kudus, mereka mampu mengatasi segala cuaca di tengah lautan kehidupan, dan sang nakhoda mampu mengarahkan biduk itu menuju tanah terjanji, yang dijanjikan oleh-Mu sendiri, yaitu kebahagiaan.
Wati (adikku) dan Lasimin : "SELAMAT MENEMPUH HIDUP YANG BARU" tinggalkan kebiasaan lama yang tidak berguna, dan tetap sabar, tegar dalam menghadapi pergolakan dunia yang makin lama makin tidak ringan.
Tuhan Yesus memberkatimu.

Penantian itu akhirnya datang juga ... (15 April 2010)

Hidup adalah perjuangan.
Hidup itu perlu diperjuangkan dan (tabu) bagi saya kalau hidupku merupakan hadiah dari orang lain, bukan dari kerja kerasku, sehingga aku menjadi seperti sekarang ini.
Bagaimanapun aku harus berjuang... berjuang dan berjuang....
Kalau aku keras terhadap kehidupan ini maka, kehidupan akan lunak terhadapku, namun sebaliknya, bila aku lunak terhadap kehidupan ini, maka dengan sendirinya kehidupan itu akan keras terhadapku... dan aku akan jatuh terjerembab, masih tertimpa beban berat yang akan bawa, entah beban fisik, maupun beban rohani dan psikis...
Memang benar, kata bapa pendiri bangsa ini (founding father), Bung Karno bahwa beban akan ringan bila yang kita hadapi adalah musuh dari bangsa lain, namun beban akan sungguh-sungguh sangat berat bila musuh yang kita hadapi adalah bangsa kita sendiri.

Hari ini, Kamis tanggal 15 April 2010 benar-benar hari yang bersejarah dalam hidup pribadiku. Sebuah moment di mana setitik kecil sejarah hidupku dihiasi oleh suatu keputusan kepala sekolah dasar Asisi yang memutuskan untuk aku. Aku tidak 'dipakai' untuk mengajar di SD tersebut.... Entah apa yang terjadi, yang melatarbelakanginya..????? Yang jelas aku dengan ikhlas dan pasrah menerima, tanpa protes apapun. Semoga keputusan seperti ini selalu diilhami oleh Roh Kudus, sehingga tidak ada pretensi negatif terhadapku sehingga pihak sekolah membuat keputusan tersebut dengan sadar dan tidak ada cacat sedikitpun. Seandainya ada cacat, maka semoga Roh Kudus mengkoreksi, dengan memberi teguran yang membangun bagi orang yang bersalah, entah dengan cara apa aku tidak tahu.
Di sisi lain sejarah dalam keluarga besar di Lampung hari yang sama, terjadi kebakaran hebat, yang menghanguskan pakaian dan meja tempat pakaian diletakkan. Ada apa itu? Roh Kuduskah?

Selasa, 13 April 2010

Harapan Tahun Ajaran Baru 2010-2011

Bagi sebagian guru, ini yang aku alami, di menjelang akhir tahun pelajaran ada hal yang membuat nggak enak. ini pengalaman yang kualami, yang saat ini menyandang status sebagai guru honor (terhormat atau dihormati), walaupun kadang tidak dihormati sebagai guru (honorabillis).
Banyak sesama guru yang ketar-ketir atau betapa bahagia mereka karena mereka sudah mendapat keputusan untuk lanjut "dipakai" atau di-cut alias tidak lanjut dipakai menjadi guru di sekolah tertentu.
Guru, saat ini seolah bukan pekerjaan yang bergengsi. Karena kulihat dari tempat kerjaku, yang menjadi guru tidak imbang perbandingannya antara yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dan, kenyataannya banyak yang perempuan....

Demikian juga rasa keadilan seakan mengoyak nurani, ketika ada guru yang baru masuk - secara otomatis langsung menjadi guru tetap, dengan mudahnya melenggang seakan tidak ada beban (dosa). Sementara di sekolah ini ada yang berjuang sebagai honor tadi, sudah bahkan 5-8 tahun, ternyata ujung-ujungnya kandas juga tidak dipakai.

Di manakah akar permasalahannya?

Aku bukan pembuat keputusan... aku juga tidak punya kuasa apapun, selain aku memiliki hak untuk meneladan Sang Guru Abadi, yang telah rela mati untuk dosa manusia. Dialah Yesus Kristus, Sang Guru Sejati... dimana siapapun yang mau mengikuti dan meneladani cara hidupnya dipersilahkan... monggo.... tanpa syarat dan tanpa sogokan untuk masuk menjadi murid-Nya.
Orang yang punya kuasa seakan bermain seluas-luas kekuasaannya... tanpa memandang sejauh mana sisi positif yang telah dilakukan dan dimilikinya.
Sepertinya pihak yang punya kuasa untuk menentukan hidup seseorang atau keluarga seseorang itu, mereka dengan mudah memutuskan terus dipakai atau tidak terus dipakai itu berdasarkan tes Psikologi. Memang perlu sih.... tapi adakah guru ideal itu di dunia ini, selain Tuhan Yesus sendiri.
Begitu jatuh bangunnya diriku untuk berusaha sekuat mungkin untuk tidak marah, tapi ada yang memandang guru itu lembek, tidak punya ketegasan...
Ada yang memandang guru itu mudah memberi nilai, tapi ada yang memandang guru itu murahan... Dan masih banyak litani guru yang lain, yang menyudutkan eksistensi guru itu sendiri....

Suatu saat akudan teman-teman dengan para siswa SD mau berangkat camping rohani (8-10 April 2010) ke PGI Cipayung. Suatu saat anak-anak antri untuk masuk bus,ternyata ada orang tua yang menanyai, "Bapak guru rombongan ini?". Lalu saya jawab, "Ya". tanpa basa-basi dan tanpa permisi, dan pasti tidak kenal saya, juga saya tidak mengenalnya, langsung bapa itu tanpa rasa tahu diri memarahi,"Atur dong, gimana sih jadi guru.... nggak bisa diteladani"!Capek deh...
Siang bolong... habis mengajar anak-anak... tahu-tahunya aku dimarahi di depan orang banyak....

Begitulah nasib guru...
Aku di akhir tahun pelajaran ini mengalami kegetiran hati, bukan kekuatiran... Aku harus dinilai untuk layak memberikan pengajaran atau tidak, sementara dapurku harus mengepulkan asap kehidupan.... Harapanku: semoga... apapun yang terjadi aku diberi iman sebesar iman Bunda Maria, yang begitu kuat dan dengan tegas mengatakan: "Terjadilah padaku menurut perkataanmu...."!

Ya Tuhan berilah kami kekuatan untuk menerima kehendak-Mu melalaui tangan-tangan orang yang berkuasa menentukan keberadaanku di tempat ini, tapi bukan menentukan hidupku... Amin.

Pak dan Bu Polisi, belajarlah dari Pak Hoegeng!

Belajar dari Pak Hoegeng (1921-2004)


Selasa ,13 April 2010
Orang yang mau membersihkan Polisi harus sebersih Polisi Tidur .
Ada guyonan di masyarakat tentang kejujuran seorang Polisi bahwa hanya ada dua polisi yang tidak bisa disuap, yaitu Polisi Hoegeng dan polisi tidur.
Dari pagi ini sampai sore saya menonton berita terkini di metro TV tentang kembalinya SJ (Syarhril Johan) ke Indonesia dari Singapura dan beritatentang Susno yang sempat dibawa ke Mabes Polri untuk diperiksa DivPropam .Dampak dari berita tentang Gayus Tambunan membuat citra Polisi dengan segala Prestasinya seperti tenggelam,Polisi selalu dipersalahkan.
Susno berjanji bisa membersihkan Polri selama 6(enam ) bulan .Tapi apa benar Susno bisa membersihkan polisi? Film Pursuit Of happyness yang dibintangi oleh Will Smith mempunyai makna “saat situasi kondisi memaksa untuk terhimpit /menyerah membuat semangat kita harus terus berjuang dan terus maju.Semangat harus untuk berjuang dan terus maju untuk berubah ke arah yang lebih baik .Situasi yang dihadapi Polisi saat ini harus membuat polisi tetap berjuang dan bersemangat untuk maju! Semangat itu sudah diinspirasi oleh pak Hoegeng saat inilah saat yang paling tepat untuk terus maju dan berjuang untuk perubahan .Polisi ingin dibersihkan perlu figur ,teladan seperti Hoegeng .Untuk Meningkatkan Citra kepolisian yang belakangan ini diperlukan suatu figur kepemimpinan yang bisa dijadikan teladan(role model) .Setelah membaca beberapa buku dan artikel di website figur yang tepat adalah Hoegeng Imam Santoso yang dikenal dengan nama Hoegeng .Belajar dari Pak Hoegeng untuk menjadi Polisi yang dicintai masyarakat ,memang tidak semudah yang diucapkan tapi kenyataan inilah model Polisi teladan yang bisa dijadikan “Tuntunan bukan tontonan ” (bukan seperti sekarang polisi dijadikan Tontonan).Inilah cerita singkat tentang Hoegeng Untuk dijadikan renungan bagi para saya (Bhayangkara )
Kejujuran Hoegeng dalam keseharian maupun di lingkungan Polri tak diragukan lagi. Semua tercatat dalam buku yang diterbitkan Bentang Pustaka, Yogyakarta, Hoegeng. Saat bertugas di Medan, Sumatra Utara (Sumut), banyak peristiwa mencengangkan dilakukan ayah tiga anak ini. Dia mengeluarkan secara paksa perabotan di rumah dinasnya. Perabotan mahalmahal itu ditaruh di pinggir jalan. Kelakuan itu bukan tanpa alasan. Barang-barang itu sebagai pelicin dari cukong agar bisnis ilegalnya berjalan mulus.
Hoegeng juga pernah marah-marah sambil melemparkan berbagai hadiah (parsel) ke luar jendela. Walaupun nilainya kecil, tetap saja itu sogokan, dan pasti ada maunya. Peristiwa itu seperti baru terjadi kemarin sore dan hingga kini melegenda di Kepolisian RI, khususnya di Medan, kata Jenderal Pol Kuntarto yang menjadi kapolda Sumut tahun 1987-1988.Kehadiran Hoegeng di Sumut untuk menumpas bisnis ilegal, penyelundupan, dan judi. Bisnis itu berjalan lancar, karena saat itu ada backing dari oknum tentara dan oknum polisi. Hoegeng kemudian merunut jejak praktik kongkalikong itu. Ia menemukan, ujung-ujungnya adalah Cina Medan. Sedangkan oknum aparat tak lebih sebagai kacungnya. Sebuah kenyataan yang amat memalukan,gumam Hoegeng dengan geram dihalaman 50 buku itu.
Di tangan pria kelahiran Pekalongan ini, para penjudi dan penyelundup tak bisa berkutik. Semua ditangkap, termasuk para backing diproses secara hukum. Sukses di Sumut, Hoegeng mendapat tugas memberantas KKN di Jawatan Imigrasi, lalu menjadi menteri Iuran Negara. Dia pun berhasil menjalankan tugasnya. Lalu dikembalikan ke kepolisian sebagai kapolri menggantikan Soetjipto yang mundur.
Hoegeng dilantik oleh Presiden Soeharto pada 15 Mei 1968. Sebelumnya, Soeharto mengingatkan kepada Hoegeng agar polisi tak memikirkan tugas angkatan lain yang memiliki fungsi tempur. Hendaknya polisi menjalankan tugas sesuai fungsinya, dan jangan ada lagi faksi di kalangan perwira yang membuat persaingan tidak sehat. Hoegeng setuju. Namun, dia juga meminta agar angkatan lain pun tidak mencampuri urusan intern Kepolisian. Soeharto hanya diam. Bahkan hingga berhenti sebagai kapolri, Hoegeng tidak tahu bagaimana sikap Soeharto yang sebenarnya.
Selama Menjadi menjadi kapolri, Hoegeng sangat disiplin. Sebelum jam tujuh pagi sudah datang di kantor. Dari rumah dinasnya di Menteng menuju Mabes Polri di Kebayoran Baru selalu ditempuh dengan rute berbeda. Cara ini dilakukan agar kapolri mengetahui kondisi lalu lintas, termasuk kesiagaan polisi lalu lintasnya. Jika terjadi kemacetan di ja lan, ia tak ragu turun dari ken daraannya mengatur lalu lintas. Hoegeng menjalankan dengan ikhlas, seraya memberi contoh kepada anak buahnya di lapangan.Sebagai pucuk pimpinan Kepolisian, Hoegeng pun dekat dengan masyarakat. Baginya tidak perlu ada gardu penjaga di halaman rumah agar setiap orang tidak merasa takut atau enggan bertamu ke rumahnya. Dia menjadikan rumahnya sebagai rumah komando yang terbuka 24 jam untuk urusan dinas kepolisian.Selama ia menjabat sebagai kapolri ada dua kasus menggemparkan masyarakat. Pertama kasus Sum Kuning, yaitu pemerkosaan terhadap penjual telur, Sumarijem, yang diduga pelakunya anak-anak petinggi teras di Yogyakarta. Ironisnya, korban perkosaan malah dipenjara oleh polisi dengan tuduhan memberi keterangan palsu. Lalu merembet dianggap terlibat kegiatan ilegal PKI. Nuansa rekayasa semakin terang ketika persidangan digelar tertutup. Wartawan yang menulis kasus Sum harus berurusan dengan Dandim 096.
Hoegeng bertindak. Kita tidak gentar menghadapi orangorang gede siapa pun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Mahaesa. Jadi, walaupun keluarga sendiri, kalau salah tetap kita tindak. Geraklah the sooner the better, tegas Hoegeng di halam an 95.
Kasus lainnya yang menghebohkan adalah penyelundupan mobil-mobil mewah bernilai miliaran rupiah oleh Robby Tjah jadi. Berkat jaminan, pengusaha ini hanya beberapa jam mendekam di tahanan Komdak. Sungguh berkua sanya si penjamin sampai Ke jaksaan Jakarta Raya pun memetieskan kasus ini. Siapakah si penjamin itu?
Tapi, Hoegeng tak gentar. Di kasus penyelundupan mobil mewah berikutnya, Robby tak berkutik. Pejabat yang terbukti menerima sogokan ditahan. Ru mor yang santer, gara-gara membong kar kasus ini pula yang menyebabkan Hoegeng di pensiunkan, 2 Oktober 1971 dari ja batan kapolri. Kasus ini ter nya ta me libatkan sejumlah pe jabat dan perwira tinggi ABRI (hlm 118).
Bayangan banyak orang, memasuki masa pensiun orang pertama di kepolisian pasti menyenangkan. Tinggal menikmati rumah mewah berikut isinya, kendaraan siap pakai. Semua itu diperoleh dari sogokan para peng usaha.
Ternyata masa menyenangkan itu tidak berlaku bagi Hoegeng yang anti disogok. Pria yang pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang mewah. Rumah dinas menjadi milik Hoegeng atas pemberian dari Kepolisian. Beberapa kapolda patungan membeli mobil Kingswood, yang kemudian menjadi satu-satunya mobil yang ia miliki.Pengabdian yang penuh dari Pak Hoegeng tentu membawa konsekuensi bagi hidupnya sehari-hari. Pernah dituturkannya sekali waktu, setelah berhenti dari Kepala Polri dan pensiunnya masih diproses, suatu waktu dia tidak tahu apa yang masih dapat dimakan oleh keluarga karena di rumah sudah kehabisan beras.
Itulah sekadar beberapa catatan kenangan untuk Pak Hoegeng yang baru saja meninggalkan kita. Seorang yang hidupnya senantiasa jujur, seorang yang menjadi simbol bagi hidup jujur, dan simbol bagi kejujuran yang hidup. Ada guyonan di masyarakat tentang kejujuran seorang Hoegeng bahwa hanya ada dua polisi yang tidak bisa disuap, yaitu Polisi Hoegeng dan polisi tidur. Berbagai gebrakan internal ataupun ekternal telah dilakukan dalam rangka membersihkan polisi yang melakukan pelanggaran dan “nakal” dan harus berkomitmen menyeret polisi ke pengadilan jika terbukti bersalah. Keberhasilan dalam membersihkan internal kepolisian akan menjadi poin tersendiri dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian.Setiap waktu pula upaya kepolisian untuk mendongkrak citra positif selalu berpacu dengan masalah opini masyarakat akibat dari masalah Markus Gayus Tambunan . Mestinya pelbagai kejadian buruk bisa berkurang, apalagi polisi sudah dilepaskan dari TNI. Pada masa transparansi, akuntabilitas, dan transisi demokrasi, seperti sekarang ini, jajaran kepolisian dituntut untuk bisa membersihkan berbagai masalah, terlebih lagi korupsi di dalam tubuh polisi itu sendiri. Sebagai salah satu institusi yang memiliki peran besar dalam proses pengamanan dan keamanan negara, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) harus terus untuk berbenah diri menuju polisi yang profesional.dilema yang dirasakan oleh bhayangkara saat ini adalah satu sisi ingin berubah dan disatu juga masih butuh ”materi” untk kehidupan sehari-hari.Figur seorang pemimpin di tubuh aparat kepolisian di manapun posisinya harus mampu mendorong perbaikan citra polisi secara kualitatif.
Kunci perunbahan terletak pada budaya informal Polisi :perilaku mereka dilapangan seperti budaya 86 ,lapor kambing hilang kandangnya,tidak responsif kalau tidak ada uang bensinya,uang rokok dll.kesimpulannya perilaku yang akan ditanamkan kepada seluruh Anggota Bhayangkara adalah berubahnya karakter pada individu per individu dalam menjalankan tugas dengan pedoman dan figur dari pemimpinnya .supaya bisa merubah budaya informal yang tidak baik dan bisa menjadi agen perubahan POLRI dengan membuat budaya informal yang bernuansa yang baru pada unit yang akan dipimpinnya sehingga dapat meraih hati masyarakat dan memulihkan luka yang telah tertancap lama .

APAPUN yang dikatakan orang,percayalah gagasan dan kata-kata serta tulisan dapat mengubah dunia

Terima Kasih Pak Hoegeng. Perjuangan hidupmu tidak akan sia-sia

Pak/Bu Polisi, belajarlah dari Pak Hoegeng....

Belajar dari Pak Hoegeng (1921-2004)

Selasa ,13 April 2010
Orang yang mau membersihkan Polisi harus sebersih Polisi Tidur .
Ada guyonan di masyarakat tentang kejujuran seorang Polisi bahwa hanya ada dua polisi yang tidak bisa disuap, yaitu Polisi Hoegeng dan polisi tidur.
Dari pagi ini sampai sore saya menonton berita terkini di metro TV tentang kembalinya SJ (Syarhril Johan) ke Indonesia dari Singapura dan beritatentang Susno yang sempat dibawa ke Mabes Polri untuk diperiksa DivPropam .Dampak dari berita tentang Gayus Tambunan membuat citra Polisi dengan segala Prestasinya seperti tenggelam,Polisi selalu dipersalahkan.
Susno berjanji bisa membersihkan Polri selama 6(enam ) bulan .Tapi apa benar Susno bisa membersihkan polisi? Film Pursuit Of happyness yang dibintangi oleh Will Smith mempunyai makna “saat situasi kondisi memaksa untuk terhimpit /menyerah membuat semangat kita harus terus berjuang dan terus maju.Semangat harus untuk berjuang dan terus maju untuk berubah ke arah yang lebih baik .Situasi yang dihadapi Polisi saat ini harus membuat polisi tetap berjuang dan bersemangat untuk maju! Semangat itu sudah diinspirasi oleh pak Hoegeng saat inilah saat yang paling tepat untuk terus maju dan berjuang untuk perubahan .Polisi ingin dibersihkan perlu figur ,teladan seperti Hoegeng .Untuk Meningkatkan Citra kepolisian yang belakangan ini diperlukan suatu figur kepemimpinan yang bisa dijadikan teladan(role model) .Setelah membaca beberapa buku dan artikel di website figur yang tepat adalah Hoegeng Imam Santoso yang dikenal dengan nama Hoegeng .Belajar dari Pak Hoegeng untuk menjadi Polisi yang dicintai masyarakat ,memang tidak semudah yang diucapkan tapi kenyataan inilah model Polisi teladan yang bisa dijadikan “Tuntunan bukan tontonan ” (bukan seperti sekarang polisi dijadikan Tontonan).Inilah cerita singkat tentang Hoegeng Untuk dijadikan renungan bagi para saya (Bhayangkara )
Kejujuran Hoegeng dalam keseharian maupun di lingkungan Polri tak diragukan lagi. Semua tercatat dalam buku yang diterbitkan Bentang Pustaka, Yogyakarta, Hoegeng. Saat bertugas di Medan, Sumatra Utara (Sumut), banyak peristiwa mencengangkan dilakukan ayah tiga anak ini. Dia mengeluarkan secara paksa perabotan di rumah dinasnya. Perabotan mahalmahal itu ditaruh di pinggir jalan. Kelakuan itu bukan tanpa alasan. Barang-barang itu sebagai pelicin dari cukong agar bisnis ilegalnya berjalan mulus.
Hoegeng juga pernah marah-marah sambil melemparkan berbagai hadiah (parsel) ke luar jendela. Walaupun nilainya kecil, tetap saja itu sogokan, dan pasti ada maunya. Peristiwa itu seperti baru terjadi kemarin sore dan hingga kini melegenda di Kepolisian RI, khususnya di Medan, kata Jenderal Pol Kuntarto yang menjadi kapolda Sumut tahun 1987-1988.Kehadiran Hoegeng di Sumut untuk menumpas bisnis ilegal, penyelundupan, dan judi. Bisnis itu berjalan lancar, karena saat itu ada backing dari oknum tentara dan oknum polisi. Hoegeng kemudian merunut jejak praktik kongkalikong itu. Ia menemukan, ujung-ujungnya adalah Cina Medan. Sedangkan oknum aparat tak lebih sebagai kacungnya. Sebuah kenyataan yang amat memalukan,gumam Hoegeng dengan geram dihalaman 50 buku itu.
Di tangan pria kelahiran Pekalongan ini, para penjudi dan penyelundup tak bisa berkutik. Semua ditangkap, termasuk para backing diproses secara hukum. Sukses di Sumut, Hoegeng mendapat tugas memberantas KKN di Jawatan Imigrasi, lalu menjadi menteri Iuran Negara. Dia pun berhasil menjalankan tugasnya. Lalu dikembalikan ke kepolisian sebagai kapolri menggantikan Soetjipto yang mundur.
Hoegeng dilantik oleh Presiden Soeharto pada 15 Mei 1968. Sebelumnya, Soeharto mengingatkan kepada Hoegeng agar polisi tak memikirkan tugas angkatan lain yang memiliki fungsi tempur. Hendaknya polisi menjalankan tugas sesuai fungsinya, dan jangan ada lagi faksi di kalangan perwira yang membuat persaingan tidak sehat. Hoegeng setuju. Namun, dia juga meminta agar angkatan lain pun tidak mencampuri urusan intern Kepolisian. Soeharto hanya diam. Bahkan hingga berhenti sebagai kapolri, Hoegeng tidak tahu bagaimana sikap Soeharto yang sebenarnya.
Selama Menjadi menjadi kapolri, Hoegeng sangat disiplin. Sebelum jam tujuh pagi sudah datang di kantor. Dari rumah dinasnya di Menteng menuju Mabes Polri di Kebayoran Baru selalu ditempuh dengan rute berbeda. Cara ini dilakukan agar kapolri mengetahui kondisi lalu lintas, termasuk kesiagaan polisi lalu lintasnya. Jika terjadi kemacetan di ja lan, ia tak ragu turun dari ken daraannya mengatur lalu lintas. Hoegeng menjalankan dengan ikhlas, seraya memberi contoh kepada anak buahnya di lapangan.Sebagai pucuk pimpinan Kepolisian, Hoegeng pun dekat dengan masyarakat. Baginya tidak perlu ada gardu penjaga di halaman rumah agar setiap orang tidak merasa takut atau enggan bertamu ke rumahnya. Dia menjadikan rumahnya sebagai rumah komando yang terbuka 24 jam untuk urusan dinas kepolisian.Selama ia menjabat sebagai kapolri ada dua kasus menggemparkan masyarakat. Pertama kasus Sum Kuning, yaitu pemerkosaan terhadap penjual telur, Sumarijem, yang diduga pelakunya anak-anak petinggi teras di Yogyakarta. Ironisnya, korban perkosaan malah dipenjara oleh polisi dengan tuduhan memberi keterangan palsu. Lalu merembet dianggap terlibat kegiatan ilegal PKI. Nuansa rekayasa semakin terang ketika persidangan digelar tertutup. Wartawan yang menulis kasus Sum harus berurusan dengan Dandim 096.
Hoegeng bertindak. Kita tidak gentar menghadapi orangorang gede siapa pun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Mahaesa. Jadi, walaupun keluarga sendiri, kalau salah tetap kita tindak. Geraklah the sooner the better, tegas Hoegeng di halam an 95.
Kasus lainnya yang menghebohkan adalah penyelundupan mobil-mobil mewah bernilai miliaran rupiah oleh Robby Tjah jadi. Berkat jaminan, pengusaha ini hanya beberapa jam mendekam di tahanan Komdak. Sungguh berkua sanya si penjamin sampai Ke jaksaan Jakarta Raya pun memetieskan kasus ini. Siapakah si penjamin itu?
Tapi, Hoegeng tak gentar. Di kasus penyelundupan mobil mewah berikutnya, Robby tak berkutik. Pejabat yang terbukti menerima sogokan ditahan. Ru mor yang santer, gara-gara membong kar kasus ini pula yang menyebabkan Hoegeng di pensiunkan, 2 Oktober 1971 dari ja batan kapolri. Kasus ini ter nya ta me libatkan sejumlah pe jabat dan perwira tinggi ABRI (hlm 118).
Bayangan banyak orang, memasuki masa pensiun orang pertama di kepolisian pasti menyenangkan. Tinggal menikmati rumah mewah berikut isinya, kendaraan siap pakai. Semua itu diperoleh dari sogokan para peng usaha.
Ternyata masa menyenangkan itu tidak berlaku bagi Hoegeng yang anti disogok. Pria yang pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang mewah. Rumah dinas menjadi milik Hoegeng atas pemberian dari Kepolisian. Beberapa kapolda patungan membeli mobil Kingswood, yang kemudian menjadi satu-satunya mobil yang ia miliki.Pengabdian yang penuh dari Pak Hoegeng tentu membawa konsekuensi bagi hidupnya sehari-hari. Pernah dituturkannya sekali waktu, setelah berhenti dari Kepala Polri dan pensiunnya masih diproses, suatu waktu dia tidak tahu apa yang masih dapat dimakan oleh keluarga karena di rumah sudah kehabisan beras.
Itulah sekadar beberapa catatan kenangan untuk Pak Hoegeng yang baru saja meninggalkan kita. Seorang yang hidupnya senantiasa jujur, seorang yang menjadi simbol bagi hidup jujur, dan simbol bagi kejujuran yang hidup. Ada guyonan di masyarakat tentang kejujuran seorang Hoegeng bahwa hanya ada dua polisi yang tidak bisa disuap, yaitu Polisi Hoegeng dan polisi tidur. Berbagai gebrakan internal ataupun ekternal telah dilakukan dalam rangka membersihkan polisi yang melakukan pelanggaran dan “nakal” dan harus berkomitmen menyeret polisi ke pengadilan jika terbukti bersalah. Keberhasilan dalam membersihkan internal kepolisian akan menjadi poin tersendiri dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian.Setiap waktu pula upaya kepolisian untuk mendongkrak citra positif selalu berpacu dengan masalah opini masyarakat akibat dari masalah Markus Gayus Tambunan . Mestinya pelbagai kejadian buruk bisa berkurang, apalagi polisi sudah dilepaskan dari TNI. Pada masa transparansi, akuntabilitas, dan transisi demokrasi, seperti sekarang ini, jajaran kepolisian dituntut untuk bisa membersihkan berbagai masalah, terlebih lagi korupsi di dalam tubuh polisi itu sendiri. Sebagai salah satu institusi yang memiliki peran besar dalam proses pengamanan dan keamanan negara, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) harus terus untuk berbenah diri menuju polisi yang profesional.dilema yang dirasakan oleh bhayangkara saat ini adalah satu sisi ingin berubah dan disatu juga masih butuh ”materi” untk kehidupan sehari-hari.Figur seorang pemimpin di tubuh aparat kepolisian di manapun posisinya harus mampu mendorong perbaikan citra polisi secara kualitatif.
Kunci perunbahan terletak pada budaya informal Polisi :perilaku mereka dilapangan seperti budaya 86 ,lapor kambing hilang kandangnya,tidak responsif kalau tidak ada uang bensinya,uang rokok dll.kesimpulannya perilaku yang akan ditanamkan kepada seluruh Anggota Bhayangkara adalah berubahnya karakter pada individu per individu dalam menjalankan tugas dengan pedoman dan figur dari pemimpinnya .supaya bisa merubah budaya informal yang tidak baik dan bisa menjadi agen perubahan POLRI dengan membuat budaya informal yang bernuansa yang baru pada unit yang akan dipimpinnya sehingga dapat meraih hati masyarakat dan memulihkan luka yang telah tertancap lama .

APAPUN yang dikatakan orang,percayalah gagasan dan kata-kata serta tulisan dapat mengubah dunia

Terima Kasih Pak Hoegeng. Perjuangan hidupmu tidak akan sia-sia