Jumat, 12 September 2008

September Bulan Kitab Suci Nasional

September Bulan Kitab Suci Nasional

September, bulan kitab suci. Aku dan teman-teman di Sekolah Asisi mulai merenungkan makna kitab suci dalam kehidupan sehari-hari. Di pagi hari, saat dimulai Kegiatan Belajar Mengajar, di setiap kelas dibacakan kitab suci dan renungannya. Kita biasa menyimak, merenung dan-sebisa mungkin-kita masing-masing mengamalkan sesuai yang kita bisa lakukan, entah di sekolah, di rumah, atau bahkan di lingkungan di mana tempat kita tinggal.

Kitab suci makin merasuk ke dalam pendengaran kita, disalurkan ke otak melalui saluran Eustacheus, dan dari otak dikirimkan sinyal saraf ke dalam hati, dan hati menggerakkan seluruh panca indera kita (mungkin juga indera ke enam kita, jika punya) untuk bertindak. Bertindak pun kita bisa cepat atau lambat tergantung bagaimana kepekaan kita terhadap aksi dari luar diri kita. Rekasi muncul bila pikiran dan hati kita menyatu. Pikiran kadang ingin bertindak, namun otak mesti harus berkompromi dengan hati ini untuk menimbang, baik atau tidak, etis atau tidak, bisa diterima oleh umum atau tidak, bahkan kadang-kadang muncul pemikiran : menguntungkan atau tidak ya....?

Hari ini, Sabtu tanggal 13 September 2008 aku mendapat inspirasi baru kerkaitan dengan sabda Yesus, atau lebih tepatnya doa Yesus kepada Bapa-Nya dalam bahasa asli Sang Pengucap sendiri, AVOONAN DBISHMAYA.

Syairnya begini:
Avoonan dbishmaya
Yetqadash shmakh
Titeh malkoutakh
Yehee sevyonakh
Heykama dbishmaya af bra-aa
Hab lan lahma dsoonqanan yaomana
Washvooq lan hoveynan
Heykama daf hnan
Shbaqnan lhayoveynan
Wla t-eelan linissyoona Ella passyan min beeshta
Mittol dilakh-hee malkoota w-heyla w-teshboohta
l-aalam aalmin Amin.

Amin, amin....

Begitulah... dalam setiap kegiatan kita yang akan kita lakukan setiap hari.... kita perlu berdoa terlebih dahulu, untuk mengawalinya. Dengan tujuan agar segala perkataan kita, perbuatan dan tingkah laku kita sesuai antara apa yang ada dalam hati kita. Karena adakalanya kita bermaksud baik, namun belum tentu semuanya berakhir baik. Maksud kita baik, namun ada saatnya teman atau orang yang mendengarnya tidak bisa berterima, protes tanda tidak setuju, dan bahkan tidak peduli sama sekali dengan apa yang kita ucapkan.

Budaya sekarang orang cenderung sulit untuk bisa mendengar, apalagi MENDENGARKAN apa yang kita ucapkan. Hari ini Yesus mengajari kita masing-masing untuk mampu dan bisa mendengarkan perkataan orang lain, meresapkannya dalam hati, dan bertindak jika memang perkataan orang lain itu memerlukan sedikit tindakan kita.

Kiranya nama Tuhan semakin dimuliakan, demi kebesaran nama-Nya (AMDG)
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya. Amin

Untuk anakku nduk Prima yang sedang belajar bersosialisasi dengan teman sebaya di PAUD Punggur - Lampung Tengah sana.
Maafkan kami, orang tuamu yang tidak bisa menungguimu di tempat, di saat nduk Prima belajar dan membutuhkan teman untuk bicara dan bermanja. Belajarlah apa saja.... apa saja yang kamu pelajari, demi masa depanmu!