Kamis, 19 Juni 2008

Senin, 16 Juni 2008

Langkah Baru menuju Ibukota

Langkah Baru ke Ibukota, 2004

Bulan Agustus 2004 sebuah langkah baru, setelah Maret tahun yang sama kami menikah suci. Bulan Nopember 2004 itu juga kami dengan bermodal "nekat" terjun ke sebuah ibukota negara, yang dinamakan Jakarta. Bersama istri yang tengah mengandung (calon) anak kami yang pertama (waktu itu usia kandungan sudah 6 bulan) kami dengan beriman yakin masih ada orang baik di Jakarta, yang kata orang kejamnya lebih kejam dari ibu tiri, ternyata kami menemukan orang baik.
Tiba di terminal Pulogadung, jam 03 pagi tanggal 15 Agustus 2004. Kami masih asing dengan Jakarta. Maklum orang kampung yang belum tahu hal-ihwal Jakarta. Kami masih mikir mau ke mana. Akhirnya, kami naik taksi dan diantar ke kawasan Menteng, di Regina's Bakery, di depan stadion Persija (waktu itu masih ada, dan belum berubah menjadi taman). Hari Minggu, kantor calon tempat istri bekerja masih tutup, hanya karyawan yang bertugas malam yang ada. Namun, gambaran semula tentang Jakarta, yang kata orang kejam begitu sirna, setelah kami berkenalan dengan sorang ibu, Bu Napsiah yang begitu baik kepada kami. Bahkan ibu memberi sarapan untuk kami, untuk anak kami.
Siangnya kami di antar ke sebuah kost di kawasan Matraman-Jakarta Timur, tepatnya di belakang pasar burung, pasar Pramuka. Di sana kami menempati sebuah kamar kost yang berukuran 3x3 meter. Sebelumnya, kami menemui sang pengelola kost, keluarga Pak Sinaga, yang ada waktu itu ibu. Kami berembug dan sepakat untuk bayar kost 1/2 bulan pertama dulu, mengingat persediaan finansial kami tidak mencukupi untuk bayar kost 1 bulan penuh. Masih ada orang baik, dan orang baik kedua adalah keluarga Pak Sinaga. Mauliate godang amang!!!!
Tanggal 17 Agustus 2004, tanggal ulang tahun kemerdekaan RI yang 59, istri justru mulai bekerja di Regina's Bakery, Menteng. Perjalanan ditempuh dengan naik bus PPD 213 (Kampung Melayu - Grogol) atau alternatif lain, dengan bus Kalideres - Pulogadung (menunggu di depan Pasar Pramuka). Begitu hari-hari dopenuhi dengan berbagai kegiatan yang harus tetap berjalan.
Bulan Nopember (setelah pusing dengan pekerjaan "menganggur" saya mendapat kesempatan bergabung dengan PT Optima Solusindo Informatika, di Blok DC-50 Kedoya Elok Plaza, Jakarta Barat. Hari-hari dilalui dengan optimis, demi anakku dan istriku. Berangkat bekerja bersama dengan istri, pulang tak tentu, karena istri kena 2 shift kerja.
Liburan Idul Fitri, istri yang tengah hamil 8 bulan justru harus bekerja, naik-turun tangga gedung dari jam 07.00 sampai jam 24.00. Sampai malam takbiran, waktu harus diisi dengan bekerja, di tengah riuh-ramai takbiran di Jakarta.
Awal bulan Desember 2004 aku harus mengantar istri pulang ke Lampung, untuk melahirkan anakku yang pertama di sana, seperti kisah Maria yang pulang ke kota Daud untuk cacah jiwa, di saat kandungan sedang tua. Perkalanan lancar, walau sampai di Metro, kami kemalaman dan oleh travel Karona, kami diantar sampai Punggur.
Persalinan anak kami lancar dan dengan selamat. Lebih awal dari yang diprediksi dokter, sekitar tanggal 23 Desember. Anak kami Prima lahir tanggal 16 Desember 2004, perempuan dengan berat 3,3 kg dan panjang 49 cm. Sekarang sampai ditulis kisah ini anak kami sudah berusia 3 tahun 6 bulan, pas tanggal 16 Juni ini.
Bulan Pebruari 2005 istri harus kujemput untuk mencari hafkah di Jakarta. Di sepanjang perjalanan menuju Jakarta, istri tak hentinya meneteskan air mata, ingat anak dan tidak tega meninggalkannya. Kami dihadapkan pada dilema, antara diajak atau ditinggalkan. Tapi kalaupun diajak ke Jakarta, tentu tidak akan tumbuh dan berkembang seperti sekarang ini.
Pertengahan tahun 2005 istri diterima bekerja menjadi pendidik di SMP Pax Ecclesia, Bekasi; yang mau-tidak-mau kami harus berpindah tempat ke Bekasi. Cukup 1 tahun, istri bekerja di SMP Pax Ecclesia.
Rencana Tuhan sungguh baik. Tahun ajaran baru 2006 istri bergabung dengan Sekolah Asisi (SMA Asisi) sampai sekarang.
Awal tahun 2007 aku mendapat kesempatan baru untuk terjun ke dunia pendidikan. Aku ciba untuk masuk dunia pendidikan di SMP Katolik Diakonia, Pluit - Jakarta Utara. Masa kerasulanku di sekolah ini kuakhiri sampai dengan Juni 2008.

Tulisan ini untuk anakku yang jauh di Metro-Lampung. Semoga sehat dan tumbuh, berkembang makin dewasa, bersama nenek dan kakeknya.

Nostalgia TA 2007-2008 di SMP Diakonia

Tahun Ajaran 2007-2008
SMP Katolik Diakonia - Pluit

Tahun ajaran 2007 - 2008 telah dilalui dengan baik. Banyak kenangan yang dialami abersama para guru dan para siswa.
Biasanya di akhir tahun ajaran akan ada tawa dan tangis. Tawa karena anak-anak naik kelas atau lulus dalam ujian. Tangis karena gagal naik kelas atau tidal lulus, baik lulus dari SD, SLTP, maupun SLTA.
Tahun ajaran 2007 - 2008 ini anak-anak kelas IX SMP Katolik Diakonia 100% LULUS dengan klasifikasi A. Peringkat yang membanggakan kami para guru SMP.
Saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih atas kerja sama para guru dan siswa selama ini, semoga apa yang telah kita jalani sungguh mendewasakan kita.
Saya mohon maaf dan mohon pamit, karena sebagaimana kerasulan (di saat di satu tempat bsedang berkembang dan betah, dituntut untuk pindah tugas, itulah misi kerasulan), saya harus menjalani tugas yang baru di SD dan SMK Asisi - Tebet, Jakarta Selatan.

Masa Liburan memang Menyenangkan

Masa liburan sungguh masa yang mengembirakan, terutama bagi para siswa, sejak tingkat Taman Kanak-kanak sampai tingkat SLTA. Orang tua sudah sejak jauh-jauh hari merencanakan berbagai acara atau kegiatan liburan bagi anak-anak mereka. Ada yang mengisi liburan di dalam kota saja, di luar kota, atau bahkan mengisi liburan ke luar negeri.
Tentu saja, bukan hanya rencana matang yang diperlukan, namun timbang-timbang segi finansial yang harus disiapkan, jangan sampai tekor alias habis sebelum waktu liburan habis.